ADAKAH RUMAH TERJANGKAU BERKUALITAS? (Bagian 2)

Pada tulisan bagian 1 kita melihat contoh distribusi item pekerjaan produksi rumah pada umumnya, meskipun hal tersebut sangat variatif tergantung desain, kondisi lahan dan jenis material yang dipergunakan. Akan tetapi untuk kasus rumah sederhana 1 lantai, kita asumsikan bahwa prosentasi tersebut cukup mewakili. Jika kita anggap bahwa upah memegang peranan 30% dengan distribusi upah pada masing masing pekerjaan adalah sebagai berikut :

–       Persiapan                          1    % —–   20 %     =  0,20  %

–       Pekerjaan tanah                          2    % —– 100%                  =  2,00  %

–       Pondasi                             8    % —– 20%                    =  1,60  %

–       Struktur                            15    % —– 15 %                   =  2,25  %

–       Dinding dan Plesteran 23    % —– 60%                    =13,80  %

–       Atap                                  12    % —– 10 %                   =   1,20 %

–       Plafon                                8    % —– 25 %                   =   2,00 %

–       Pintu dan Jendela           7,5 % —– 15 %                   =  1,125 %

–       Penutup Lantai              11    % —— 15%                   =   1,65  %

–       Listrik                                  1,5 %  —– 10 %                  =   0,15  %

–       Plambing, sanitasi dll      4   % —— 10 %                  =    0,40 %

–       Finishing                                       7   %  —— 50 %                  =    3,50 %

Dan total menjadi dibulatkan 30 %

Dari situ kita melihat distribusi material yang paling besar adalah pada

  1. Dinding dan plesteran
  2. Finishing
  3. Struktur
  4. Plafon
  5. Pondasi
  6. Penutup Lantai dst

Sedagkan untuk distribusi tenaga / upah urutan paling besar adalah :

  1. Pekerjaan tanah (karena tidak ada material)
  2. Dinding dan Plesteran
  3. Finishing
  4. Plafon
  5. Persiapan
  6. Pintu dan jendela dan seterusnya

Dari daftar di atas, tentunya jika dari bahan ./ material secara spesifik dapat diefisiensikan dari sisi penggunaan, harga, tentunya akan menghemat biaya. Belum lagi juga jika biaya tenaga secara umum dapat ditekan hanya sampai 10% atau lebih kecil lagi, penghematan tersebut tentunya akan menjadi banyak.

Tetapi pertanyaannya apakah ada cara untuk membuat bangunan dengan standar diatas dengan lebih efisien, lebih murah??

Kita harus berpikir bahwa, sesuatu yang lebih murah dapat dihasilkan ketika kita memproduksinya secara masal, secara cepat dan dapat dipastikan meskipun dengan kecepatan proses produksi tidak terjadi pengulangan atau tingkat kesalahannya dapat di minimalisir. Dari dari dasar itulah sikokoh akan membuktikan bahwa sebenarnya rumah tersebut bisa di wujudkan untuk masyarakat kita di Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s