
Kan Eddy, Inventor PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN) sedang memaparkan konsep green building yang diterapkan dalam pembangunan rumah beton untuk rakyat yang dibangun di Puri Mojokerto sebagai pilot project.
SURABAYA – Kesenjangan kebutuhan dan ketersediaan tempat tinggal (backlog) tahun ini ditaksir 15 juta unit, naik 10,29 persen dari saat ini 13,6 juta unit. Backlog terus meningkat sejak 1998 angka 5 juta unit, menjadi 7 juta pada 2004, 11 juta di 2009, dan kini 13,6 juta unit. Pemerintah bisa memangkas
backlog dalam 20 tahun, dibutuhkan 1,6 juta unit rumah per tahun memenuhi permintaan 900 ribu unit dan kemampuan produksi 650 ribu rumah per tahun.
Mengatasi masalah tersebut, Kan Eddy Inventor Owner PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN) memiliki solusi membangun rumah murah secara masal dan cepat dengan kualitas prima karena semuanya dibangun menggunakan cor beton. Karenanya konsep perumahannya diberi nama membangun rumah beton untuk rakyat dengan konsep green building. Proyek pertamanya diberi nama perumahan Puri Kokoh di kawasan Puri, Tambak Agung, Mojokerto diatas lahan 1,8 hektar dan rencananya akan dibangun 165 unit rumah, 15 diantaranya rumah bersubsidi.
“Konsep pembangunan rumah beton rakyat ini bukan rumah murahan dengan semua jenis tipe 36 plus. Harga terjangkau masyarakat bawah dengan harga mulai Rp 115 juta skema FLPP sampai Rp 250 juta untuk komersial,” katanya dalam paparannya kepada pers, Kamis (12/6/14).
Kan Eddy sangat optimis konsep rumah beton untuk rakyat sangat pas dengan kebutuhan rumah murah saat ini yang tidak banyak dilirik pengembang. Dengan tekhnologi yang diterapkan, rumah beton untuk rakyat berkualitas tinggi, harga terjangkau. Tidak menggunakan batako, semua bangunannya dari cor semen yang monolite, terintegrasi sehingga menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh.
“Sejak awal konsep pembangunan rumah yang saya kembangkan rumah murah kokoh dan berkualitas tinggi. Spesifikasi yang diaplikasikan memiliki kekuatan dan kualitas yang tidak murahan dan bisa bersaing dengan rumah mewah sekalipun,” jelasnya.
Spesifikasi rumah Puri Kokoh diantaranya beton bertulang, pondasi dan lantai beton bertulang, atap genteng metal, rangka plafon galvalum, penutup plafon PVC, kusen jendela UPVC, daun jendela UPVC, kusen pintu beton, sumur bor dan lain-lain.
“Keunggulannya anti rayap, tahan gempa sampai 8 skala richter sudah diuji oleh UGM, jalan cor beton, drainase virtual, resapaan biopori setiap rumah, dengan konsep kluster,” ujarnya.
Kelebihan lain dari Puri Kokoh yakni konsep rumah hijau berwawasan lingkungan. Dan Puri Kokoh menjadi pelopor penerapan green house untuk rumah murah dan bersubsidi. Konsep perumahan yang dibangun KAN yakni “pabrik rumah” karena proses pembangunan rumahnya menggunakan cetakan rumah yang tekhnologinya didatangkan dari Amerika Serikat.
“Kalau cor biasa menggunakan triplek dan butuh waktu lama. Di Puri Kokoh menggunakan bagashting
dengan tekhnologi sarang lebah yang tahan gores dan bisa dipakai ribuan kali. Saat ini KAN sudah memiliki tiga cetakan untuk rumah dan rencananya dipergunakan pembangunan perumahan Puri Kokoh minggu depan,” katanya.
Kan Eddy menambahkan selain kokoh karena seluruhnya mengganakan cor, juga berkonsep green house ramah lingkungan. Untuk membangun jalan, Puri Kokoh menerapkan drainase virtual, berbeda dari yang biasa dilakukan masyarakat dan pengembang dalam membangun perumahan.
Konsep green house lain yang dikembangkan di perumahan Puri Kokoh yakni maksimalisasi penggunaan air. Selain lewat drainase virtual yang airnya diserapkan langsung ke tanah, juga penggunaan bio septic tank. Dimana dengan proses recycle dan recharge, mampu mengembalikan 100 persen air digunakan untuk kebutuhan lain seperti bertanam, berkebun dan memelihara ikan. Imm