ADAKAH RUMAH TERJANGKAU YANG BERKUALITAS? (Bagian 3)

Dari data yang terlihat perihal item pekerjaan di masing masing tahapan produksi rumah, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membuat produksi rumah lebih murah?

Ada pertanyaan yang layak kita ajukan.

  1. Adakah material lebih murah tetapi berkualitas minimal sama atau lebih baik yang bisa menggantikan model rumah konvensional tersebut ?
  2. Apakah bisa diefisiensikan lagi penggunaan material material pada proses produksi rumah?
  3. Adakah cara agar Bobot tenaga kerja yang mencapai 30% ditekan sehingga memerlukan sekitar 10 % lebih saja?
  4. Adakah cara mempercepat proses produksi rumah agar dicapai kecepatan yang optimal karena dengan kecepatan yang optimal tesebut, biaya operasional dll dapat lebih ditekan ?

Dengan pertanyaan yang mendasar itu kita harus membongkar beberapa konsep tentang rumah dan cara pembangunannya. Kita harus mencari ide yang bebas agar dapat ditemukan konsep pembangunan yang tidak lagi dengan cara konvensional. Inilah pertanyaan mendasar itu? Lalu jawabannya bagaimana?

Kita mau tidak mau harus lebih masuk ke pembahasan tentang model rumah dan komponen pendukungnya serta cara berproduksi rumah. Seperti diketahui umum, pembangunan rumah dilakukan dengan proses galian, pondasi, sloof, pasang bata / dinding, ring balok kemudian rangka atap, penudup atap, palfon, lantai instalasi listrik dan plambing, kemudian finishing. Pada pondasi kita mengenal beberapa tipe pondasi, pondasi pasangan batu belah/lajur, pondasi titik/foot plate/cakar ayam, pondasi strauss pile/sumuran, yang kesemuanya diperlukan untuk bangunan dengan penyesuaian struktur dan kondisi tanah dimana bangunan itu akan dibangun. Kita harus menyederhanakan fokus pembahasan pada rumah tinggal yang sederhana, agar bahasan tidak terlalu melebar.

Pondasi rumah sederhana dipakai pondasi telapak atau dengan pondasi lajur.

Pada pondasi ini memerlukan pekerjaan tanah seperti pengukuran, bowplank/tarikan benang untuk menentukan lokasi galian, galian tanah, profil dimensi pasangan pondasi dan pekerjaan pondasi itu sendiri. Pekerjaan pondasi ini memakan waktu yang lama. Akan tetapi pada kasus kasus tertentu kita menemukan rumah jaman dahulu dan dikampung kampung, pasangan pondasi cukup dengan rolaag/pasangan bata dipasang miring dengan ketinggian dinding 250 cm s.d 300 cm dan belum mengenal cor. Sedangkan untuk mengantisipasi lenturan pada dinding digunakan pilar 1 bata /bata berlapis seperti pada pasangan dinding bangunan lama. Artinya jika kondisi tanah cukup stabil, permukaan rollaag sudah cukup mampu untuk menahan dinding diatasnya dan mendistribusikan bebannya ke tanah. Meskipun bangunan model ini sudah jarang ditemui. Namun kunci dari kondisi ini adalah kondisi tanah yang stabil dan cukup mampu mendistribusikan beban diatasnya. Maka jika tanah sekitar pondasi dapat diperlakukan khusus dengan cara compacting/pemadatan, jelas pekerjaan pondasi dapat diefisiensikan.

Sloof / cor beton memanjang yang menumpu diatas pondasi difungsikan sebagai pemerataan beban yang terdistribusi ke pondasi. Dinding sebagai elemen non struktural (jika dinding dari partisi/pasangan bata) dianggap akan mengalami beban merata yang prismatis atau juga tidak beraturan sesuai dengan kondisi atap dan kesimetrian bangunan.

Elemen dinding berada diatas sloof yang berfungsi sebagai elemen non struktural (meskipun sebagian tetap bisa dipertimbangkan akan menahan sebagai struktur) merupakan pekerjaan untuk memberikan kesan ruang pada bangunan. Pekerjaan dinding merupakan pekerjaan yang cukup memakan biaya dan waktu, karena harus memasang bata dengan tingkat kesikuan bangunan baik vertikal maupun horisontal, serta harus menutupnya dengan plesteran ataupun dengan penutup dinding lainnya seperti keramik atau ornamen batu alam. Hal ini karena dinding merupakan area ekspose pada bangunan sehingga ornamen seni atau sentuhan keindahan diperlukan untuk memberikan fasade yang menyenangkan bagi penghuni atau yang melihatnya. Pekerjaan plesteran dan acian merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya upah tinggi sesuai dengan model atau ornamen dinding yang diinginkan. Belum lagi posisi opening yang harus distel dan diukur sedemikian rupa untuk menghasilkan posisi yang pas sesuai dengan rencana.

Elemen pondasi, struktur dinding dan finishing adalah elemen bangunan yang menghabiskan prosentase tinggi dalam sebuah bangunan rumah. Lalu idenya adakah material pengganti atau model pengganti agar biaya yang diakibatkan elemen diatas bisa lebih murah? Model itu salah satunya adalah rumah cetak, dengan konsep rumah beton. Apa itu rumah beton ?

Bersambung….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s